Nama Brand
Gue sering membahas cara memilih nama brand, tapi agar kelas ini lengkap.. gue akan jelaskan ulang bagaimana memilih nama brand.
1. Tentukan seberapa besar usaha lo ingin diperbesar.
2. Berapa budget marketing yang lo miliki.
Nama itu ada 4 jenis. Yaitu : Deviant, asosiatif, deskriptif, Neologistic.
Deviant adalah nama yang nggak ada hubungannya dengan produk yang ditawarkan. Misal, Apple yang menjual produk elektronik. Blackberry yang menjual handphone.
Lo boleh pakai nama deviant, kalau budget marketing yang lo miliki super besar. Karena bukan hal mudah untuk membuat orang mengasosiasikan Apple dengan elektronik. Kalo budget lo nggak besar, nama deviant nggak disarankan.
Asosiatif adalah nama dari kata yang terasosiasi (nyambung) dengan produk/jasa yang ditawarkan. Nama ini bisa menimbulkan AHA moment.
AHA moment itu adalah respon
“oooh... pantesan, saya paham”. Itu artinya AHA moment. 😃
Misalnya : Bukalapak, Traveloka. Jenis nama ini paling gue rekomendasi. Baik company besar atau kecil.
Deskriptif adalah nama yang sangat ngedeskripsiin apa produk/jasa yang lo tawarin.
Jika memang lo tau usahanya hanya jualan itu dan nggak mau merambah bikin produk lain, maka nama deskriptif bisa lo pakai.
Misalnya : Rendangku, untuk rendang dalam kemasan.
Kalo nama lo udah rendangku, terus lo mau keluarin paru kering dalam kemasan, jadi susah.
Karena nama lo terlalu deskriptif..
Nama deskriptif juga cocok buat lo yang low budget marketing.
Neologistic adalah nama yang sebenernya nggak ada artinya alias bukan dari kata yang sudah ada.
Tapi ketika dipasangkan dengan jasa/produk yang lo tawarkan, kedengerannya kok cocok ya..
Misalnya : Spotify, pemutar lagu streaming.
Cara membuat nama neologistic bisa “cocok” didengar sebenernya cukup panjang dan rumit.
Tapi kurang lebih seperti ini...
Tulislah beragam asosiasi terhadap usaha lo.
Hm... pernah tau kuis tebak kata nggak?
Kuis yang menyuruh kita menebak sesuatu berdasarkan asosiasi.
Hujan
Awan
Warna warni
Mejikuhibiniu
Apa yang ada di benak lo?
Ya, Pelangi. Yang gue sebutkan di bullet point, itu namanya asosiasi.
Jadi tulis lah produk/jasa yang lo tawarkan, kemudian temukan asosiasi terhadap penawaran lo.
Singkatnya, dari asosiasi yang sudah ada, lo bisa menggabungkan kata dan merubah sedikit huruf vokalnya sehingga bisa menjadi satu istilah baru, milik lo sendiri.