Membuat Konsep Brand.


Seperti kata gue sebelumnya, kelas ini baru boleh diikuti setelah lo menyelesaikan kelas bisnis grow kit dan memiliki kotretan konsep brand seperti yang gue ajarkan.


Kotretan konsep brand memiliki template seperti ini


Saya ingin membuat (produk dan manfaat) dengan tema ( tema produk) karena (alasan memilih tema)


Contoh:

Gue ambil contoh Daneen, merk keripik brokoli milik sabahat gue, Erna.


Kotretan konsep yang dibuat seperti ini :


Saya ingin membuat cemilan sayur anak dengan tema kelinci lucu dan gambar sayur, karena anak kecil suka kelinci.



Tema yang lo pilih harus punya alasan cukup kuat untuk memikat consumer.



Consumer : orang yang memakai/mengkonsumsi produk/jasa lo.
Costumer : orang yang mengeluarkan uang untuk produk/jasa.



Costumer belum tentu consumer. Begitu pun sebaliknya. Meskipun di banyak kasus, costumer biasanya adalah consumernya.


Dalam kasus makanan anak seperti daneen, maka tema harus lo sesuaikan dengan consumer yaitu anak-anak, sedangkan komunikasi marketing disesuaikan ke costumer yaitu Mamanya.

Menentukan Target Market.


Simpelnya, target market adalah siapa yang memiliki masalah itu.

Masalah yang mau lo beri solusi melalui produk/jasa lo.


Dalam kasus Daneen, Daneen ada sebagai solusi bagi ibu yang ingin memberikan cemilan sehat untuk anaknya, dan juga membantu ibu yang kesulitan membuat anaknya makan sayur.


Target market kita buat untuk memberi ciri-ciri seperti apa marketnya.

Target market daneen. ·
  • Ibu yang memiliki anak usia 2-7 tahun. ·
  • Memiliki pamasukan diatas 5 juta perbulan.
  • Memiliki perhatian akan kesehatan anak.

Itu saja menurut gue cukup untuk daneen.

Karena target market ini seperti informasi ciri-ciri. Semisal ciri-cirinya sudah mampu menggambarkan target market, maka menurut gue cukup.


Jika merasa perlu ditambah, silahkan ditambah.

Target market untuk catatan lo pribadi tidaklah harus baku seperti presentasi ke investor.


Yang dibutuhkan adalah dengan catatan target market ini, lo bisa membayangkan seperti apa mereka.

Menentukan Visi Misi.


Visi misi pada dasarnya adalah masalah yang mau lo selesaikan dan bagaimana caranya.

Visi : Membantu ibu memberikan cemilan sehat untuk anak.

Misi : Dengan memberikan produk cemilan sayur daneen.


Dasarnya itu, tapi jika ingin dikembangkan untuk internal perusahaan... maka bentuknya bisa jadi seperti ini


Visi : Membantu ibu diseluruh indonesia mendapatkan cemilan sayur yang sehat untuk anak. Menjadi perusahaan nomor satu untuk produk pengolahan cemilan sayur.


Misi : Mendistribusikan daneen keseluruh pelosok negeri. Mengandeng seluruh petani sayur di seluruh indonesia.


Jadi kalau visi misi untuk internal biasanya lebih narsis... karena hanya dibaca internal perusahaan.


Untuk yang mau lo sebarkan secara umum, misalnya untuk ditaruh di website, usahakan penekanan pada manfaat apa yang akan market terima.
Karena ketika lo ngomongin visi misi internal yang narsis itu, cenderungya orang malah merasa lo ngeselin, seolah ini semua tentang lo aja gitu...




Tentu visi misi boleh dikembangkan, dan tidak ada batas berapa poin untuk pengembangan visi misi.


Target market dan visi misi, ini bisa menjadi fondasi bisnis lo...


Menjadi tempat lo mengukur tiap melakukan perubahan atau pengembangan dengan selalu bertanya...

apakah yang saya lakukan masih sejalan visi misinya atau tidak.

Brand Story.


Brand story adalah cerita dibalik perjalanan lo membuat brand ini.

Kenapa kita butuh cerita?

Jabatan membuat seseorang dihormati, tapi cerita, membuat kita terkoneksi.

Ketika membuat produk, kita butuh terkoneksi dengan market.

Ceritakan lah apapun yang bisa lo ceritakan tentang awal mula lo membuat brand ini.

Market lo akan sangat menghargai apapun cerita lo...

Senang... sedih... apapun, ceritakan dengan jujur, tidak perlu didramatisir.


Percaya deh, hidup lo apa adanya saja, sudah penuh dengan drama.
Suatu hari gue iseng mencari review tentang coolsugarwax di youtube.


Gue melihat salah satu review produk gue di youtube.


Di dalam review nya, wanita ini (namanya Saddy) menceritakan bagaimana asal mula coolsugarwax berdiri.

Dia menceritakan bagaimana owner coolsugarwax ini (yaitu gue) memulai dari salon.

Darimana dia tau itu semua?
Dari cerita gue di website, di menu tentang kami. 😊-
Jika lo membuat produk, tentu ada saja yang ingin tau, apasih cerita dibalik produk lo ini....


karena dengan cerita kita berempati.



Ketika menulis story brand, lo bisa pakai sudut pandang orang pertama, atau orang ketiga.

Sudut pandang orang pertama berarti lo memperkenalkan diri lo, becerita dengan sudut pandang lo sebagai pelaku utama.


2013 gue memulai usaha dari rumah bemodal gula yang ada di dapur. Gue memulai usaha ini dengan dibantu pasangan gue, Ajie Jiwandono.


Sedangkan sudut pandang orang ketiga, dengan kata tunjuk “dia” atau penyebutan nama.

Dengan sudut pandang orang ketiga yang seperti tau segalanya.

2013, Indah memulai usaha dari rumah dengan bermodal gula yang ada di dapur. Dia memulai usaha ini dengan dibantu pasangannya, Ajie Jiwandono.


Buatlah brand story, yang didalamnya minimal terdapat penjelasan siapa lo, dan kenapa membuat usaha ini. Jika ada cerita menarik mengenai kesulitan lo, misal terlilit hutang, sakit, atau apapun yang menarik... ... jangan sungkan untuk cerita.

Nama Brand


Gue sering membahas cara memilih nama brand, tapi agar kelas ini lengkap.. gue akan jelaskan ulang bagaimana memilih nama brand.

1. Tentukan seberapa besar usaha lo ingin diperbesar.

2. Berapa budget marketing yang lo miliki.



Nama itu ada 4 jenis. Yaitu : Deviant, asosiatif, deskriptif, Neologistic.


Deviant adalah nama yang nggak ada hubungannya dengan produk yang ditawarkan. Misal, Apple yang menjual produk elektronik. Blackberry yang menjual handphone.

Lo boleh pakai nama deviant, kalau budget marketing yang lo miliki super besar. Karena bukan hal mudah untuk membuat orang mengasosiasikan Apple dengan elektronik. Kalo budget lo nggak besar, nama deviant nggak disarankan.

Asosiatif adalah nama dari kata yang terasosiasi (nyambung) dengan produk/jasa yang ditawarkan. Nama ini bisa menimbulkan AHA moment.

AHA moment itu adalah respon

“oooh... pantesan, saya paham”. Itu artinya AHA moment. 😃-

Misalnya : Bukalapak, Traveloka. Jenis nama ini paling gue rekomendasi. Baik company besar atau kecil.

Deskriptif adalah nama yang sangat ngedeskripsiin apa produk/jasa yang lo tawarin.

Jika memang lo tau usahanya hanya jualan itu dan nggak mau merambah bikin produk lain, maka nama deskriptif bisa lo pakai.

Misalnya : Rendangku, untuk rendang dalam kemasan.

Kalo nama lo udah rendangku, terus lo mau keluarin paru kering dalam kemasan, jadi susah.
Karena nama lo terlalu deskriptif..
Paham yah?

Nama deskriptif juga cocok buat lo yang low budget marketing.


Neologistic adalah nama yang sebenernya nggak ada artinya alias bukan dari kata yang sudah ada.

Tapi ketika dipasangkan dengan jasa/produk yang lo tawarkan, kedengerannya kok cocok ya..

Misalnya : Spotify, pemutar lagu streaming.

Cara membuat nama neologistic bisa “cocok” didengar sebenernya cukup panjang dan rumit.

Tapi kurang lebih seperti ini...

Tulislah beragam asosiasi terhadap usaha lo.

Asosiasi itu apa?

Hm... pernah tau kuis tebak kata nggak?

Kuis yang menyuruh kita menebak sesuatu berdasarkan asosiasi.

Contoh :
  • Hujan
  • Awan
  • Warna warni
  • Mejikuhibiniu


Apa yang ada di benak lo?

Ya, Pelangi. Yang gue sebutkan di bullet point, itu namanya asosiasi.


Jadi tulis lah produk/jasa yang lo tawarkan, kemudian temukan asosiasi terhadap penawaran lo.


Singkatnya, dari asosiasi yang sudah ada, lo bisa menggabungkan kata dan merubah sedikit huruf vokalnya sehingga bisa menjadi satu istilah baru, milik lo sendiri.
-

Membuat Logo


Logo itu ada dalam berbentuk ICON, Typografi dan Initial.

Icon itu gambar, seperti putri duyung di starbuck.

Typografi itu tulisan.

Initial itu singkatan.


Ketika membuat logo, lo bisa membuat semua bentuk logo, atau minimal 1.


Berikut ini alternatif pilihan untuk membuat logo, yang mungkin bisa lo pilih



1. Logo generator.


Logo generator memungkinkan lo mendapatkan logo dalam hitungan detik.

Lo tinggal masukkan nama brand, dan memberi informasi usaha, maka logo generator akan mencoba mencarikan lo alternatif design.

Ini beberapa referensi logo generator.






PS : Walau pun logo generator akan memberikan lo warna di dalam logo. Lo bisa abaikan dulu warna pilihan logo generator.
Karena pemilihan warna akan kita bahas di sesi berikutnya.



2. Desain template dari Photoshop


Jika lo (atau teman lo) punya software photoshop di laptop, maka lo bisa download aneka template logo. Lo tinggal merubah template itu menjadi nama brand.

Lo bisa download aneka template logo disini




3. Dengan desainer.


Ketika lo menggunakan jasa desainer, lo harus menjelaskan detail apa tema yang ingin lo tampilkan.

Desainer akan memberikan banyak alternatif visual.

Desainer yang baik, akan banyak bertanya pada lo tentang value yang mau lo angkat.

Tentang market lo. Karena dia merasa punya kewajiban mendeliver visual terbaik berdasarkan brand klien.



4. Memilih Warna Identitas.


Warna itu bisa jadi norak, aneh.. nggak nyambung, kalo kita nggak tau cara kombinasinya.

Kalo lo nggak tau cara kombinasinya, tenang aja...

Dengan tema yang lo pilih, diluar sana sudah banyak sekali yang sudah membuat color palletenya.

Color pallete adalah kombinasi warna sesuai tema.

Lo tinggal memilih palet mana yang paling lo suka untuk tema yang lo angkat.

Warna dipalet itu lah yang nantinya akan berulang-ulang lo gunakan, menjadi warna identitas.


Palet warna bisa dicari di google atau pinterest.
-
pencarian color pallete di pinterest

Visual Mood Board


Visual Mood Board untuk arahan bagaimana nantinya nuansa Mood konten lo, (foto, video) akan dibuat.

Contoh
  • Ceria (fun)
  • Friendship (pertemanan)
  • Beauty
  • Teenager.

Contohnya ketika lo memilih mood pertemanan yang ceria, dengan visual seperti apa lo mengambarkan keceriaan itu?

  • Mungkin ada kembang gula...
  • Wajah dua sahabat tertawa..
  • Warna-warna cerah.
  • Baju-baju cerah.
  • Sambil bermain di taman hiburan.

Cari refrensi visual dari internet, untuk menjadi patokan lo membuat visualnya.

Moodboard akan sangat membantu tim kreatif lo dalam mengeksekusi konten visual yaitu foto dan video. Bahkan ketika lo masih mengerjakan konten kreatif itu sendiri, lo tetap membutuhkan moodboard sebagai inspirasi.



-

Tone Voice Mood Board


Kita harus merancang bagaimana “suara” kita ketika berbicara pada market.


Kayak gue nih... di berbagai akun gue Indah Jiwandono, gue bener-bener pakai suara yang santai, seperti temen lama yang lagi ngobrol.

Saya-Anda membuat suasana lebih profesional, dan itu bagus sebenernya.

Tapi setelah gue fikir lagi, gue nggak butuh terdengar sebagai profesional meskipun gue bisa. Gue mau terdengar seperti temen aja.

Jadi lo bisa tuliskan dulu, karekter seperti apa yang ingin lo tampilkan.
Apakah :
  • ceria
  • formal
  • santai
  • genit
  • gaul
  • sporty


Tempo

Temponya seberapa cepat?

Panjang kata perkalimatnya seberapa?

Apakah mau singkat padat?
Atau panjang lebar...


Gunakan tanda baca yang tepat agar tulisan lo memiliki tempo.

:)


Istilah internal Komunitas


Ketika lo membuat brand, ada baiknya lo juga merancang nama atau sebutan untuk siapa saja yang berinteraksi dalam komunitas brand lo.


Seperti kaskus menyebut membernya Agan.

Semua bisa lo beri nama khusus komuniti, bahkan reseller bisa lo beri pangkat, seperti maichi memberi pangkat Jendral untuk resellernya.


Dengan istilah-istilah ini, mebangun suasana komuniti brand yang lebih kental dan seru.

Lempar-lempar cendol... seru banget.

Kemasan


Fungsi kemasan


1. Melindungi isi produk

Ini merupakan fungsi utama yang seharusnya menjadi acuan lo memilih kemasan.

Jika produk lo cair, maka carilah kemasan yang dapat melindungi produk lo, dan tentunya pilih lah kemasan sesuai grade nya.

Kemasan food grade, biasanya juga aman untuk produk kosmetik. Tapi kemasan kosmetik grade, belum tentu bisa dipakai untuk makanan.


2. Pengalaman


Seketika costumer melihat kemasan lo, dia bisa membayangkan bagaimana dirinya ketika memakai produk lo. Jadi perhatikan lah user experience.


-

3. Salesman


Ketika produk lo berjajar di etalase, baik etalase online marketplace, atau etalase di toko, offline, kemasan produk lo adalah salesman tanpa suara.

Jadi dia harus mampu menarik perhatian pembeli dan membuat pembeli menginginkannya.

Jadi lo harus bisa membuat kemasan yang juga persuasif, mulai dari visual dan tulisan yang ada didalamnya.
Baiklah, selesai sudah kelas membuat konsep brand dari gue, Indah Jiwandono. Dengan kelas ini, gue harap bisa membantu lo merapihkan konsep brand, untuk kemudian lo pakai dalam kegiatan branding.
Social Media
Dilarang
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi konten yang ada di website ini tanpa izin tertulis dari Indah Jiwandono
dibuat denganberdu
@2024 indahjiwandono Inc.