8 Teknik Menciptakan Nilai Unik Pembeda, Untuk Brand Skincare dan Bodycare


Ya, ada 8 teknik untuk menciptakan nilai unik pembeda. Kedelapan ini gue kumpulkan dalam satu halaman ini. Semua bisa lo cek satu persatu. Pelajari teknik ini secara perlahan agar lo bisa memahami teknik ini dan kemudian menciptakan nilai unik pembeda milik lo sendiri.





1. Keyakinan

Jika ada brand yang paling sukses mengambil pembeda dengan menggali nilai unik dari keyakinan, maka dialah Wardah.
Wardah merupakan brand yang mengambil positioning dengan mengulik nilai unik dari keyakinan Agama islam yaitu Halal.


Tidak peduli seberapa banyak brand yang kini juga bersertifikasi halal, positioning bukan tentang sertifikasi. Tapi brand yang ada dibenak ketika menyebutkan brand skincare halal.

Bisa kah kita menggunakan teknik ini?

Tentu bisa.

Pertama adalah kita harus melepaskan terlebih dahulu persepsi kita bahwa keyakinan sama dengan agama.

Keyakinan bukan cuma agama.
Keyakinan bisa berupa ritual atau apa saja yang sekelompok orang yakini keberadaannya.

Meditasi, adalah keyakinan. Manfaat apa yang orang cari dalam meditasi? Ketenangan dan Kejernihan pikiran.


Ketika kita menemukan nilai unik dari keyakinan seperti meditasi. Kemudian kita bisa mulai berpikir...


"...bagaimana saya membuat brand dengan produk yang terhubung kuat dengan nilai meditasi"


kemudian kita menemukan bahwa ada kemungkinan untuk membuat produk yang memiliki aroma therapy yang menenangkan. Dan bisa juga membuat produk-produk kulit yang sifatnya menenangkan.


Maka kita bisa membuat sketsa brand kita dengan positioning meditatif skincare.


Banyak keyakinan yang kita bisa gali lagi nilainya

Yoga misalnya.

Sama-sama ketenangan, orang yang melakukan meditasi belum tentu melakukan Yoga. Meskipun melakukan ritual meditasi, namun yoga adalah sistem yang lebih menyeluruh untuk kehidupan.


Jadi, sebuah brand skincare yang mencerminkan nilai-nilai Yoga. Sangat mungkin.

Dalam hal makanan, Yoga erat kaitannya dengan vegetarian. Yoga sangat menghargai jika kita tidak melukai hewan.


Lo bisa menekankan penggunaan bahan vegan dalam produk lo. Dan membuat menyuntikkan citra para Yogis yang menggunakan brand lo dalam branding activity yang lo lakukan.

Jadilah Yogis Skincare.


Silahkan cari lagi nilai keyakinan yang ada disekitar, dan pelajari bagaimana nilai itu bisa masuk ke dalam brand lo.

2. Sosial

Apa nilai unik Sensatia botanica? Ya. Berkenaan dengan masyarakat yaitu pemberdayaan Desa kecil Jasri, di daerah Karang Asem Bali. Mereka membagi 20% pemasukan perusahaan pada karyawan secara langsung.

Nilai ini lah nilai unik dari Sosial. Sebuah teknik yang digunakan Sensatia botanica untuk menjadi pembeda positioning pada brandnya.

Banyak yang bingung antara positioning dengan nilai sosial, dan aktifitas CSR di sebuah perusahaan. Kita bisa bedakan ini dari cerita yang diangkat. Jika ada hubungannya secara langsung dengan produk yang dihadirkan, besar kemungkinan ini bukan CSR, tapi memang nilai pembeda unik untuk brandnnya.



Bisa kah kita menggunakan teknik ini?
Tentu bisa. Dengan cara yang sama, kita bisa membuat nilai pembeda dari sosial dengan mengulik kemasyarakatan yang ada disekitar.
Bisakah brand kita menjadi brand yang dikenal peduli pada kelangsungan ekonomi para wanita di lapas, dengan memberikan mereka lapangan pekerjaan, sekedar menjadi bagian kecil dalam usaha kita. Mengemas produk kita dalam dus misalnya.
Atau memberdayakan ibu-ibu yang kehidupannya susah.
Atau mereka penyandang difable?
Jika ada sebuah nilai sosial yang menyangkut kemasyarakatan bisa kita angkat, maka bukan hanya poin plus, tapi bisa juga menjadi pembeda pada brand kita.


Jangan ragu. Nilai unik dari sosial ini nyata. Tanyakan kembali hati lo, adakah ruang tulus, panggilan dari hati untuk juga memiliki dampak bagi kebaikan masyarakat?


Jika ya, mencari nilai unik dari sosial, bisa menjadi jalan.

3. Lingkungan


The Body Shop adalah brand yang mengambil nilai unik dari Lingkungan dengan positioningnya peduli lingkungan dan kampanyanya go green.


Bisa kah kita menggunakan teknik ini?


Karena semakin banyak brandyang menginginkan positioningnya sebagai brand peduli lingkungan, maka yang harus kita lakukan adalah memfokuskan lagi, lingkungan dalam konteks apa brand kita ingin dikenal.



Lo bisa menjadi brand skincare yang peduli terhadap kelestarian hutan, dengan mengkampanyekan bahwa produksi produk lo tanpa bahan minyak sawit. Karena minyak sawit merupakan komoditas yang pada prosesnya banyak menghancurkan hutan.

Atau lebih spesifiknya, brand lo sebagai brand yang peduli pada kelestarian spesies satwa tertentu, misal orang utan. Karena dampak dari kebakaran hutan akibat perkebunan sawit, membuat orang utan menderita. Dan menguatkan posisi lo sebagai brand yang peduli dengan menyumbangkan sebagian persen keuntungan untuk kelestarian orang utan.


Untuk lingkungan, misal kelestarian laut. Lo bisa hadir sebagai brand yang peduli terhadap kelestarian laut, dan untuk semakin diingat, lo bisa dikenal sebagai brand yang fokus pada pemeliharaan terumbu karang.

Penguatan pada positioning ini bisa lo tampilkan pada rutinitas dan aktifitas pelestarian terumbu karang yang lo sajikan pada audiens.


Jadi bodyshop diingat sebagai brand yang peduli pada lingkungan.
Tapi lo bisa tetap mendapatkan nilai yang unik untuk lingkungan, dengan lo menggali semakin dalam topik yang fokus dan spesifik dan menjadikan itu nilai pembeda di brand lo.

4. Budaya


Juara adalah skin dan body care dari US yang mengambil positioning dengan inspirasi dari budaya Bali yang terkenal dengan spanya. Dengan produk yang bahan-bahan yang juga terinspirasi dari Jamu.


Dari sini kita belajar, kalau sah-sah saja membuat brand yang terinspirasi dari suatu daerah tertentu karena memiliki budaya yang berkaitan dengan kecantikan atau mungkin punya keunikan khas.



Kita analisa bagian dari budaya itu yang bisa kita hubungkan dengan brand kita, seperti Juara yang menghubungkan Jamu sebagai inspirasi ingredientnya. Produk-produk Juara diproduksi bukan di Indonesia.
Ya.. hanya inspirasi dengan mengambil karakter budaya.


Bisakah kita menggunakan teknik ini?
Bisa.

Kita bisa membuat brand skincare atau bodycare yang terinspirasi dari budaya, mana saja.

Pilih suatu daerah, negara, pulau... apapun, yang memiliki budaya dan bisa kita hubungkan dengan brand kita.


Kita bisa menghubungkan budaya itu dengan produk kita. Dan dikuatkan dengan vibe budaya itu pada brand kita. Dari desain dan kontennya.

Kalau brand US boleh membuat brand yang terinspirasi dengan budaya Bali, maka kita boleh membuat brand yang terinspirasi dari... Hawai mungkin?

Mengangkat nuansa hawaii pada brand kita, dengan memperkenalkan produk dengan bahan baku vegan khas hawai yang ada di brand kita dan sebenarnya bahan baku vegan itu ada di Indonesia.


Salah satu cara untuk mendapat inspirasi dengan teknik ini adalah dengan mulai mencari tau, daerah beberapa ingredient terkenal berasal, lalu datang dengan teknik ini.


Misal, lo jual saffron. Tapi seperti kita tau, saffron sudah banyak yang jual. Jangan ingredient yang lo angkat sebagai pembeda, karena nggak mungkin. Yang lo angkat adalah tempat saffron itu berasal.


Atau, ingredient shea butter. Ingredient yang sangat familiar untuk kecantikan. Tapi brand yang membuat produk berbahan shea butter, nggak pernah mengangkat budaya dimana shea butter itu didapatkan.

Shea butter itu dari Afrika. Dan memiliki brand dengan inspirasi budaya dari Afrika bisa sangat menarik. Afrika memiliki budaya yang cukup unik untuk diangkat. Mulai dari pakaian, dan musik.

5. Tempat Otentik


Tempat otentik adalah tempat ingredient itu didapatkan, dan diangkat sebagai pembeda. Salah satu brand yang menggunakan teknik ini adalah Innisfree.

Bagaimana untuk bisa menggunakan teknik ini?

Perbedaan teknik ini dengan teknik budaya, yang diangkat adalah kualitas dari alam yang ada di tempat otentik itu, bukan dari budaya.

Jadi untuk menggunakan teknik ini, kita harus menemukan ingredient dari tempat yang memang alamnya bagus. Untuk kemudian kita sambungkan pada brand kita.


Teknik ini memang nggak bisa diaplikasikan untuk semua orang, hanya mereka yang mungkin membuat brand skincare sekaligus memiliki ilmu farmasi dan mampu mengolah bahan dari tempat itu. Atau mungkin yang bekerja sama dengan ahli farmasi.

Jadi PRnya agak panjang, yaitu benar-benar mulai dari penelitian awal.

6. Bahan Baku


Teknik mencari pembeda dengan bahan baku digunakan oleh brand Frankbody, brand skincare dan bodycare dari Australia. Bahan baku yang mereka gunakan sebagai pembeda adalah kopi.

Frank kemudian dikenal sebagai brand skincare dan bodycare yang menggunakan kopi sebagai bahan utama ataupun bahan campuran dalam produknya.

Bagaimana untuk bisa menggunakan teknik ini?

Yang harus kita perhatikan adalah isu dari bahan baku yang akan kita jadikan pembeda.

Isunya harus kuat. Artinya harus sudah ada keyakinan umum bahwa bahan baku itu memang baik untuk kecantikan dan kesehatan kulit.

Jika isu ini belum kuat, maka sangat mungkin gagal. Kalau memang lo mau pakai bahan baku yang isunya belum kuat. Maka yang harus lo angkat adalah isunya terlebih dahulu.

Nah, selain kopi, beberapa ingredient yang secara umum dikenal untuk kecantikan adalah : Madu, susu, sarang walet.

Untuk teknik ini, ini adalah teknik yang gue gunakan di fruitlab. Nilai pembeda dari bahan bakunya yaitu buah.

Mungkin banyak skincare yang mengandung buah, tapi skincare yang menjadi brand paling fokus untuk mengolah buah menjadi skincare, masih terbuka. Disitu gue melihat kesempatan Fruitlab masuk semakin besar.



Teknik ini juga bisa lo gunakan. Kalau lo liat berbagai brand skincare menggunakan ingredient tertentu sebagai "point selling"nya bukan positioning, hanya point selling di satu produk tertentu, maka sangat mungkin lo bisa menggunakan teknik ini juga.


7. Cara buat

Cara buat adalah salah satu pembeda yang cukup unik, dan salah satu brand yang menggunakan teknik ini adalah madformake up. Jadi pembedanya adalah menggunakan co-creation, yaitu melibatkan audiensnya untuk membuat produk selanjutnya yang akan mereka buat.

Nah, ini co-creation ada berbagai cara. Dan salah satu cara co-creation yang juga dilakukan saint ives, adalah dengan membuat bar scrub. Dimana costumer bisa costumize scrub mereka sendiri secara langsung.

Bisakah kita menggunakan cara ini?
Tentu bisa. Kita bisa mengambil berbagai cara untuk co-creation produk kita.



Yang kita harus perhatikan adalah kita hanya perlu 1 jenis produk untuk menggunakan metode ini.



Misalnya, yang kita costumize dengan cara co-creation hanya serum. Maka brand kita akan dikenal sebagai brand yang costumize serum. Meskipun nggak semua produk kita costumize.



Hanya lotion saja? Bisa.






8. Fokus Manfaat

Teknik ini digunakan seperti brand haircare, Pantene. Yang memiliki fokus manfaat hanya perawatan rambut pada wanita.

Jadi satu brand hanya dikenal sebagai satu fokus manfaat spesifik.

Carilah nilai unik dari fokus manfaat yang cukup umum, namun belum ada brand yang berdiri dan menyatakan diri sebagai brand yang spesifik untuk fokus manfaat itu.

Bagaimana kita menggunakan teknik ini
Teknik ini sangat sederhana tapi efektif. Hanya saja nggak cocok buat orang yang suka main aneka produk.

Teknik ini yang gue pakai untuk brand Coolsugarwax, Dayou dan Prev.


Fokus manfaat Coolsugarwax hanya untuk produk personal waxing.

Dayou hanya untuk natural anti odor.

Coolsugarwax tidak akan mengeluarkan produk selain itu, begitu pun Dayou.

Ketika Coolsugarwax, makin banyak saingan, hal yang mereka lupa adalah kerucut fokus gue yaitu personal waxing.

Mereka mungkin menjual produk waxing, tapi personal waxing menjadi khusus untuk Coolsugarwax.

Jika suatu brand sangat fokus, maka orang akan melihat brand ini penuh percaya diri dan dedikasi, yang artinya dia bisa membuktikan manfaat dari produk itu. Kepercayaanpun meningkat.

Terlihat sederhana, tapi sebenarnya untuk menemukan fokus manfaat untuk satu brand kita bukan hal mudah. Karena kita cenderung mau semua.

Padahal solusinya, ketika brand kita berjalan dan ingin membuat produk yang diluar area fokus manfaat ini, kita hanya perlu membuat brand baru saja.

8. Personal Branding

Teknik ini umum dipakai untuk orang yang memang memiliki personal branding yang cukup kuat, atau meskipun belum kuat, dia memiliki kisah yang terhubung dengan produk yang akan dia buat. Sehingga brand dia dikenal karena personality si pembuat, dan karena pengalamannya yang mencetuskan lahirnya brand ini, personality orang itu bukan hanya "pemanis" brand tapi memang benar-benar alasan brand itu dikenal.

Bisakah kita menggunakan teknik ini?
Yang pasti lo harus memiliki personal branding atau kisah yang tepat untuk "dihubungkan" dengan produk lo.

Semisal lo memiliki suatu kisah yaitu terkena luka tusukan dari mantan, akibatnya lo memiliki banyak bekas luka. Dari situlah lo tau bahwa gamat adalah bahan yang tepat untuk menyamarkan bekas luka. Dan lo termotivasi menciptakan produk gamat terbaik untuk bekas luka, maka lo bisa membuat skincare penghilang bekas luka itu memiliki pembeda.

Pembedanya apa? ya cerita lo itu...

Sabar... itu hanya misalnya ya...

lo nggak perlu memiliki pengalaman seburuk itu.

Bekas sesar, operasi, atau apapun juga bisa. Tapi memang semakin unik ceritanya, makin kuat juga pembedanya.

Personal branding bukan cuma kisah aja. Kalau lo punya pengalaman sebagai dokter kecantikan dan ingin menguatkan brand skincare lo dengan personality yang lo punya, itu pun bisa.

Kuatkan personal branding lo sebagai ahli skincare, maka keunikan lo sebagai diri lo sendiri, sudah cukup menjadi pembeda.





Social Media
Dilarang
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi konten yang ada di website ini tanpa izin tertulis dari Indah Jiwandono
dibuat denganberdu
@2024 indahjiwandono Inc.