Brand Dimulai dari Masalah? Kalo Mie ayam, Apa Masalahnya?

Katanya brand harus menyelesaikan masalah market. Dan brand hadir sebagai solusi. Kalo nggak, bakal susah. Katanya seperti itu.

Sekarang, apa masalah market dari brand yang menjual Mie ayam?

Nah lo!

Hayo jawab?

Bingung?

Kalo bingung... tanyain ke yang buat pernyataan itu.
Biar dia ikut mikir, jangan cuma buat pernyataan.

😆-

Becanda.

Jadi gini...

Brand itu pasti menghasilkan produk. Ini sudah pasti. Nah, pahami dulu, apa itu produk?

Produk adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan.

Jadi produk itu untuk kebutuhan.

Kalo ada produk yang untuk menyelesaikan masalah, berarti produknya untuk kebutuhan akan kegunaan.

Nggak semua produk tentang kegunaan, tapi semua produk diciptakan untuk kebutuhan.

Jadi kalau brand harus menyelesaikan masalah, itu berarti khusus untuk brand yang produknya soal kegunaan (utility). Nah, orang yang bilang pokoknya harus dimulai dari masalah, berarti dia kebetulan punya pola pikir utilitarian. Atau mungkin itu paham bagi hidupnya. Ada sih, paham seperti itu.

Tapi faktanya, produk nggak nggak semua tentang utility. Tapi semua produk pasti untuk memenuhi kebutuhan. Makanya, patokan kita kebutuhan aja.

Dan kabar gembiranya. Kebutuhan manusia ada banyak sekali!

Tau kenapa?

Karena kebutuhan manusia tentang fisik dan tentang psikis (urusan pikiran)

Tugas lo sebagai brand adalah memahami dan menyelami apa saja kebutuhan market yang bisa dipenuhi oleh produk lo.

Contohnya Mie Ayam tadi. Yang nggak punya masalah sama sekali. Tapi pasti untuk sebuah kebutuhan.

Memenuhi kebutuhan apa?

Mie ayam memenuhi kebutuhan orang yang memang suka makan mie ayam.

Sesederhana itu.

Nah, karena terlalu sederhana. Makanya argumen kita juga jadi sederhana saat menawarkan mie ayam ini. Bisa dibilang lemah.

Kita butuh meningkatkan kekuatan argumen : alasan untuk orang beli. Sehingga proposisi atau penawaran kita bisa kuat.

Akhirnya kita mulai bertanya :

"Mengapa orang suka makan mie ayam?"

Dari pencarian ini, biasanya kita menemukan jawaban. Misal jawabannya karena rasa mienya yang khas. Toping ayamnya. Bahkan pangsitnya. Misalnya seperti itu.

Dari memahami ini saja, kita jadi bisa melakukan sesuatu.

Misal, kita buat toping ayamnya dan pangsitnya diperbanyak.

Nah, yang seperti ini namanya memberi nilai tambah, atau bahasa kerennya Value added.
Nilai tambah adalah poin plus di mata penikmat mie ayam.

Jadi yang mau beli mie ayam bisa bilang ke temennya :

"Mie ayam di situ aja yuk! Topingnya banyak!"

Perhatikan kesan yang mulai lo timbulkan karena nilai tambah ini. Sudah mulai ada kekuatan dalam proposisi atau penawarannya.

Ternyata lo lebih berani lagi. Ide lo lebih gokil lagi.

Kata lo "Kita bikin mangkok mie ayam yang terbuat dari pangsit! Belum ada yang begini di area kita!"

Wah...

Ini namanya lo mulai memikirkan inovasi. Pinter banget sih? Suka makan ikan ya, waktu kecil?

Nah... inovasi yang lo lakukan ini, bukan cuma nilai tambah tapi sudah masuk sebagai diferensiasi.
Diferensiasi adalah hal-hal yang lo lakukan pada produk (tangible) sehingga bisa membuat lo tampil berbeda.

Jadi yang mau beli mie ayam bisa bilang ke temennya :

"Eh, kita ke mie ayam yang itu yuk! Unik deh... Masa mangkoknya dari pangsit!?"

Lihat dan perhatikan kesan yang berbeda karena lo sudah mulai melakukan diferensiasi. Ada rasa semangat mencoba hal baru dari sini.

Respon market mulai bagus. Lo jadi seneng.

Tapi...

Ternyata diem-diem, karyawan lo Yanto — yang lo ajarin buat mangkok dari pangsit itu — mulai menunjukkan gelagat mencurigakan. Tiap jam pulang, dia suka ngobrol sama Ko Robin, kompetitor lo di gang sebelah.

Hati lo langsung DEG!

Lo nggak mau suuzon, tapi kan, brand memang berkompetisi.

Malamnya, lo memikirkan strategi.

Lo buat nama menu mie ayam yang mangkoknya pangsit itu.

Lo cari semalaman dan lo menemukan nama CRISPY HAT
"Wah, cocok nih, namanya buat nama menu ini." pikir lo.

Besoknya, lo daftarkan CRISPY HAT itu sebagai merek.

Lalu, lo keingetan, temen SMA lo si Rudi. Rudi yang kalo di Whatsapp grup, suka bagiin foto laknat jaman SMA. Nah, itu orangnya.

Lo inget, dia sekarang kerja di koran jadi jurnalis.

Lo hubungi si Rudi. Basa basi sebentar, lalu lo kasih tau niat lo menghubungi...

"Rud.. jadi gini... bisa nggak, lo liput usaha gue?"

Lalu Rudi menjawab

"Ya, bisa aja sih... asal menarik. Emang usaha lo apa?"

Lo pun menjawab "Gue buat mie ayam, yang mangkoknya itu dari pangsit! Lo harus coba deh!"

Rudi pun jadi semangat "Wah! Menarik tuh! Bisa gue liput... besok gue kesana, cek dulu ya!"

Rudi pun datang. Dia pun merasakan menu andalan lo. Akhirnya dia setuju untuk meliput usaha lo dan akan datang 3 hari lagi.

Di 3 hari itu. Lo gerak cepat!

Lo beli jaket rumbai ala koboy, kacamata item dan sarung.

Istri lo bingung, suaminya kenapa?
'Padahal obatnya udah diminum. Apa kebanyakan?'Pikir istri lo.

Susah menjelaskan, jadi lo biarin aja istri lo bingung.

Spanduk bertuliskan CRISPY HAT mie ayam plus foto menu itu, juga udah dicetak besar.

Ini bisa kelar dalam semalam soalnya di Mamat, tetangga lo yang lulusan SMK jurusan grafika, lo minta jadi desainer dadakan.

Lo kasih bayaran yang nggak seberapa, tapi dia seneng. Kata si Mamat, lumayan buat nambah portofolio.

Yaelah Mamaat... Mamat. Baru lulus aja udah ngumpulin portofolio. Dulu kecil suka ngumpulin Tajos Chiki. Tapi yaudah ...

"Makasih ya, Mat!"

Hari H pun tiba.

Semua karyawan lo bingung sama penampilan lo: jaket rumbai ala koboy, tapi pake sarung dan kacamata item.
Kalo ganteng sih, mending. 😅-

Si Rudi pun tiba dengan membawa kameranya. Dia kaget dan langsung ngakak ngeliat penampilan lo!
Tapi dia paham apa yang lagi lo lakukan, karena dia orang media.

Dia pun mulai meliput. Lo pun diwawancarai. Lo memperkenalkan diri sebagai pak Korung, ini juga lo baru ngarang tadi. Lo singkat dari Koboi pake Sarung. Si Rudi berusaha nahan ketawa. Dia terus merekam.

Lo pun menceritakan menu lo yaitu CRISPY HAT, yakni inovasi mie ayam dengan mangkok dari pangsit yang berbentuk kayak topi koboi. Si Rudi bingung. Topi koboi?

Lah... iya!

Pas dilihat-lihat, emang ternyata mangkok pangsit itu kayak topi koboi. Lo jadikan itu sebagai cerita filosofi bentuk mangkok lo. Oh, pantes... lo bergaya ala koboy. Ternyata itu konsepnya. Si Rudi makin keram perut, nahan ketawa.

Rudi terus merekam sampai selesai.

Hari berlalu.

Rudi janji cerita lo bakal terbit hari ini.

Dan bener aja. Cerita Mie ayam lo pun terbit di media. Dengan gambar wajah lo yang lagi pakai kacamata item dan jaket rumbai. Judulnya :
"Sensasi Baru Kuliner! Pak Korung Hadirkan Mie Ayam CRISPY HAT dengan Mangkok Pangsit Topi Koboi yang Bikin Heboh!"
Istri lo syok!
Syok suaminya masuk koran dengan gaya begitu.
Dia mogok ke tukang sayur hari itu. Malu, takut ketemu tetangga yang liat suaminya di koran.

Tapi karena semakin banyak orang yang dateng ke warung mie ayam lo, istri lo jadi paham. Malu-malu dikit mah, ditahan deh!

Pengunjung pun mulai datang. Mereka penasaran sama yang mie ayam yang masuk koran.

Bukan cuma mie ayamnya, ternyata malah ada yang nanyain sosok lo! Mereka nanya "koboi pake sarungnya mana?"

Lo akhirnya meminta salah satu karyawan pakai kostum itu. Kok, jadi mirip lo ya? Apa jangan-jangan sodara?😆-

Karena lo lagi seru-serunya kedatangan banyak pelanggan baru. Lo nggak sadar kalau hari itu Yanto nggak masuk. Kemudian besoknya pun nggak masuk.

Dan bener aja. Nggak lama si Ko Robin, kompetitor lo, membuat poster:
Mie Ayam Mangkok Pangsit. Otentik Ko Robin. Harga murah, rasa nendang!



Ternyata, memang Ko Robin sudah kong kaling kong, sama Yanto. Yanto membocorkan cara membuat mangkok pangsit, dengan janji gaji lebih besar dan akan dijadikan CEO. 😅- Jadi Yanto di hijack sama Ko Robin. Anjrit!
Ngaku-ngaku otentik lagi! Hisssh....

Tapi, lo santai. Karena semua usaha ko Robin sia-sia. Udah bikin poster segede gaban, tetep aja yang ramai toko mie ayam lo.

Ko Robin kira pelanggan datang karena produk mangkok pangsitnya.

Ternyata enggak!

Sekarang yang orang cari CRISPY HAT, bukan mangkok pangsit. Sedangkan Ko Robin nggak bisa pakai nama itu, karena lo sudah daftarkan.

Ko Robin bingung, dia heran. Apa yang sudah lo lakukan? Kan, produknya sama. Lebih gede dari poster yang lo buat, dan lebih murah juga. Gimana sih? Aneh.

Dia menduga lo pakai dukun. Jadi dia berencana mencari tau siapa dukun lo, dan meng hijack dukun itu. Hihihi..
Yanto juga menguatkan keyakinan Ko Robin, soalnya dia nggak mau disalahin karena nggak serame warung Mie ayam lo. Yang penting sekarang, dia jadi CEO. Lumayan buat tittle kalo buka seminar.


Ckckck..

.........

Eh, sebentar? Kok, gue malah jadi cerita fiksi begini?

Wkwkwkwk...

Begitu lah kurang lebih gambaran yang bisa gue berikan, tentang bagaimana strategi brand bekerja.

Ya, supaya lo paham. Kalo bangun strategi brand itu benar-benar harus tau situasi dan kondisinya. Dan kalo ditanya apa brand harus dimulai dari masalah? Jawabannya ya, nggak selalu dong!

Dan apa brand yang 'hanya' memenuhi kebutuhan bisa dibangun brandnya? Jawabannya bisaaa dooong! Kalo lo paham strateginya.

Jadi, apa sih, yang terjadi?

Menu unik itu sebagai diferensiasi. Karena diferensiasi bisa ditiru, maka mendaftarkan menu sebagai merek, adalah usaha melindungi diferensiasi. Lo butuh diferensiasi, karena diferensiasi bisa menarik dan punya nilai berita. Makanya lo punya peluang meningkatkan publikasi dengan diliput media.

Tampil sebagai sosok koboi pakai sarung, ini adalah menciptakan kepribadian brand melalui brand persona. Cuma, karena lo nggak mau brand lo hanya dikenal sosok lo, maka lo menyuruh karyawan pakai pakaian tertentu, bersikap tertentu. Untuk antisipasi kalo-kalo lo nggak bisa hadir. Ada sosok yang pantas mewakili. Pengaturan ini masuk dalam brand culture.

Personality dan brand culture adalah hal tak berwujud yang bisa melindungi brand dalam jangka panjang. Ya, karena sifatnya intangible, atau tak berwujud. Jadi bisa punya efek seperti positioning.

Dengan paham strategi brand,pun banyak kompetitor meniru produk lo, maka lo tetap bisa terlindungi. Karena yang orang cari, ya brand nya!

Paham, kan?

Paham lah...

Nah, ini kan brand mie ayam. Karena paham strateginya, bisa dibuat sedemikian rupa. Lo nggak bisa niru strategi ini (eh, mungkin bisa, soalnya ini fiksi juga sih. Nggak ada brandnya. Cuma karangan gue). Tapi lebih amannya, lo belajar lebih dalem. Karena ada banyak hal lain perihal strategi yang gue bahas di buku gue brand dan manusia.

Bukunya dikemas dengan cerita fiksi juga. Biar bisa ngajak lo ke suasana belajar privat sama gue. Seru deh, pokoknya!







Social Media
Dilarang
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi konten yang ada di website ini tanpa izin tertulis dari Indah Jiwandono
dibuat denganberdu
@2024 indahjiwandono Inc.