Contohnya aja brand Eiger. Brand kebanggaan Indonesia.
Dia membuat kategori baru yaitu untuk adventurer/petualang.
Iya awalnya dia buat tas dulu, karena orang tua Ronny (pemilik Eiger) punya usaha yaitu menjahit tas.
Kalo di kelas bisnis grow kit, gue mengatakan pilih kategori yang lo suka.
Karena kelas ini lebih advance, maka lo bisa memilih kategori sesuai kata hati lo.
Jika lo rasa kategori itu ada potensi untuk digali, boleh lo coba.
Misal kayak Pak Ronny pemilik Eiger, yang tbantu orang tua karena menurut cerita yang gue dapet, dia nggak ada biaya.
Dan dia lihat orang tuanya bisnis Tas. Dia pun melihat potensi dan berusaha membuat kategori baru.
Apa dia sudah dari awal suka kategori ini?
Tapi kalau hatinya sudah berbicara, bahwa ini yang harus dia lakuin. Maka dia lakuin.
Terus bedanya lagi, kalo di kelas bisnis grow kit, gue suruh lo menganalisa masalah apa yang diselesaikan dari produk yang sudah ada.
Dan memilih masalah spesifik untuk lo develop.
Kalo kelas membuat kategori baru nggak mesti.
Bagus kalo bisa spesifik, tapi nggak mesti dari awal liat masalah spesifik.
Masalah umum pun juga nggak apa...
Lo mau berkreasi dengan makanan? Menciptakan kategori baru untuk cemilan? Nggak masalah.
Menurut gue lo akan punya daya tarik sendiri untuk market lo ketika bener-bener berhasil membentuk kategori baru.
Inget ya... harus bener-bener berhasil.
Jadi kalo mempraktekan ilmu dari kelas ini, masalah spesifik atau umum bisa lo kembangkan menjadi kategori baru.