Memperkecil Cakupan Brand





Bayangin lo punya usaha Jamu Kemasan siap minum.



Gimana caranya Jamu Kemasan ini bisa laris, karena orang mengingatnya?



Salah satu tahap yang harus lo lakukan adalah memperkecil cakupan.


Memperkecil cakupan seperti apa?



Seperti ini :
  1. Pertama perhatikan dulu ada berapa varian jamu yang lo miliki.
  2. Sebutkan manfaat tiap-tiap di tiap varian.




Ternyata varian dan manfaat tiap per satu varian itu banyak banget.


Ini artinya cakupan Jamu lo terlalu luas.


Buatlah 1 brand dengan cakupan kecil. Jangan jadi Jamu untuk semua masalah.



Kemudian lo mengambil cakupan hanya : manfaat untuk masalah datang bulan. Manfaat yang dimiliki jamu kunyit asem.

Oh iya..




Karena Jamu memiliki asosiasi pada rasa pahit, maka lo pun sadar dan membuat etiket atau penjelas produk sebagai Minuman Sehat Datang Bulan. Bukan Jamu lagi.




Dan kerennya keputusan ini membuat lo bisa melepaskan diri juga dari asosiasi Jamu siap minum yang dijual keliling komplek dengan harga murah. Singkat cerita, brand lo pun jadi… taadaaaa…
-
Kiranti melakukan kampanye brand selama bertahun-tahun, tentang kesehatan wanita ketika datang bulan. Brand Kiranti makin kuat, sehingga penjualannya meningkat.


Baru setelah brandnya besar, Kiranti mengeluarkan minuman untuk masalah kesehatan wanita yang lainnya.
Meskipun menurut gue itu bukan strategi yang bagus. Terlihat yang ada dipasaran selalu hanya dua varian kiranti ini.
-
-
-
-
-
Ini yang dilakukan lagi dan lagi oleh brand besar lainnya…

Seperti Pantene yang memperkecil cakupan hanya untuk perawatan rambut terutama shampoo dan conditioner.


Listerin yang memperkecil cakupan hanya untuk kumur-kumur.


Pepsodent yang hanya memperkecil cakupan untuk pasta gigi.


Lux yang memperkecil cakupan hanya untuk sabun mandi wanita.


Jhonson & Jhonson yang memperkecil cakupan hanya untuk sesedian mandi dan perawatan tubuh bayi.


Rexona yang memperkecil cakupan hanya untuk deodorant.




Bukan hanya kategori itu...

Lo bisa cek brand-brand besar yang lo ingat di kategori manapun, mayoritas melakukan ini.


Karena memang begini caranya.
-
Gue nggak bisa membayangkan apa jadinya hidup gue jika harus menggunakan shampoo dengan merk Rexona, pasta gigi merk Rexona.




Gue sempet bingung ketika Lifebuoy ngeluarin shampoo. Buat gue lifebuoy itu sabun keluarga. Aromanya pun khas... dan gue udah terbiasa pakai ini di badan.




Ngeri ketuker pas beli shampoo 😅-
-
-
-
-

Beda kasus : Nilai Unik


Bagaimana dengan brand seperti DOVE dan Wardah, yang menjual aneka produk karena cakupannya luas?




Dove yang menjual sabun, shampoo, deodorant dst. Wardah yang menjual kosmetik, shampoo, sabun, dst.


Pahami ini,




Wardah memiliki nilai unik yaitu brand pioneer kosmetik halal di Indonesia. Pun ketika dia mengeluarkan Shampoo, bukan berarti dia mengalahkan Pantene untuk brand shampoo wanita.




Tapi dia selalu menang untuk brand halal. Kesadaran orang sekarang tentang pentingnya halal, Wardah lah yang membangun.



Dove memiliki nilai unik sebagai brand pioneer dengan moisturiser paling banyak. Pun ketika dia mengeluarkan Sabun, shampoo, deodorant untuk wanita. Bukan berarti dia mengalahkan shampoo merek pantene, deodorant merk rexona.




Tapi dia selalu menang soal moisturizer cream. Kesadaran orang sekarang tentang pentingnya moisturizer cream, Dove lah yang membangun.

Dan silahkan perhatikan brand besar lainnya yang memiliki cakupan produk luas. Selalu ada hal yang mereka fokus kampanyekan. Bodyshop misalnya yang mengusung go green.




Kalo lo mau kayak gini, lo harus mampu menebak masa depan....


...apakah dimasa depan orang akan menyukai produk halal? Ketika Wardah menjadi pioneer produk kosmetik halal, hanya segelintir orang yang peduli. Tapi ternyata dimasa depan, kepedulian orang dengan kosmetik halal meningkat.




...Ketika Bodyshop menggemborkan go green, pada masa itu belum ada yang peduli. Tapi liat sekarang. Ckckckck..



Meski begitu mereka lakukan pada dasarnya sama. 1 brand diingat untuk satu hal… dan mereka cukup ahli untuk mengangkat satu isu yang bahkan belum terpikirkan siapapun, sampai kemudian menjadi booming.
Jadi pola pikir bisnis PALU GADA, apa lu mau gue ada... nggak bisa diaplikasikan ke branding untuk produk ya.


Kecilkan cakupannya.
-
-
-
-

Company Brand

Jika lo merasa sudah terlanjur memiliki banyak produk dengan berbagai cakupan. Jangan khawatir. Ingatlah bahwa ada perbedaan antara Company brand dan Product Brand.



Jika lo memiliki banyak produk dengan cakupan luas. Pecahlah menjadi cakupan kecil.

Ini yang dilakukan Company brand.

Company brand contohnya Indofood yang melahirkan aneka brand.

P&G yang melahirkan banyak brand. Orangtua. Mayora, Martha tilaar dan sebagainya.

Kenapa khawatir punya banyak brand?
Karena memang sudah seperti itu seharusnya. Lagian, lumayan kan buat di Linkedin. :)
Social Media
Dilarang
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi konten yang ada di website ini tanpa izin tertulis dari Indah Jiwandono
dibuat denganberdu
@2024 indahjiwandono Inc.